Sabtu, 12 Februari 2011

Valentine's Day?Apaan sih?


“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pedengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isro :36) 
*** 
Hari Valentine (St. Valentine’s Day) atau biasa disebut sebagai hari kasih sayang jatuh pada tanggal 14 Februari. Hari tersebut, dulu, sangat populer di negara-negara Eropa dan Amerika. Namun, saat ini perayaan ini juga marak di negara-negara Asia. Pada hari itu, terutama kaum remaja merayakan dengan hura-hura. Mereka datang ke pesta-pesta, berdansa semalam suntuk, saling memberi hadiah coklat, dan kegiatan-kegiatan yang berbau maksiat lainnya.
Bagaimana dengan Indonesia? Tidak jauh berbeda dengan remaja-remaja di Eropa sana. Mereka yang notabenenya muslim dan muslimah, menjiplak habis perilaku permisif dan serba halal yang dilakukan oleh kaum barat. Hal ini, tentu saja sangat memprihatinkan karena kalau dilihat dari latar belakang sejarah perayaan Valentine bukan berasal dari Islam. Tunggu dulu!...jangan-jangan para pemuda-pemudi yang merayakannya pun tidak tahu asal-muasal Valentine dan hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tahu apa itu Valentine? Ish…ish…ish…*upin-ipin mode on* ironi….

Asal-Muasal Valentine
Perayaan hari Valentine termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (penyembah berhala), di mana penyembah berhala adalah agama mereka sejak 17 abad silam. Perayaan tersebut merupaka ungkapan kecintaan mereka terhadapa sesembahan dalam agama paganis Romawi. Sejarah tentang awal mula Valentine’s Day sendiri ada berbagai versi namun, ada dua versi yang paling terkenal yang akan dibahas di sini.

1. Sejarah Valentine I
Perayaan Valentine’s Day memiliki akar sejarah berupa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan Kaum Nasrani pewaris mereka. Kisah yang paling mahsyur adalah tentang asal-muasal bangsa Romawi yang meyakini bahwa Romulus (pendiri kora Roma) disusui oleh seekor serigala betina sehingga member kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran kepada dirinya. Bangsa Romawi memeringati peristiwa ini pada pertengahan bulan Februari. Di antaranya adalah ritual menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu dilumurkan darahnya kepada dua pemuda yang kuat fisiknya. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi di depan rombongan. Keduanya membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati karena meyakini dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.

2. Sejara Valentine’s Day II
Kisah St. Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III, Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius II yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Caludius  berambisi memiliki pasukan militer yang besar, Ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamnya. Namun, para pria enggan terlibat dalam peperangan karena tidak mau meninggalkan keluarga atau kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Caludius berpikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya. Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendeta yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta secara diam-diam. Aksi ini akhirnya diketahui oleh pihak kerajaan. Kaisar yang mengetahuinya sangat marah dan memutuskan untuk menghukum pendeta itu seberat-beratnya. Ia dijebloskan ke penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. 
              Salah satunya adalah putrid penjaga itu sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya mengunjungi St. Valentine tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan semangat pendeta itu. Ia mengatakan bahwa yang pendeta tersebut lakukan adalah hal yang benar.
               Di hari ia dipenggal kepalanya, yakni tanggal 14 Februari. St. Valentine mengirim sebuah kartu kepada putrid penjaga penjara yang isinya “Dengan Cinta dari Valentinusmu.”
Berawal dari sinilah, kini setiap 14 Februari orang di berbagai belah dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang untuk memeringati St. Valentine yang berjuang demi cinta.
Nah, dari sejarah-sejarah yang sudah dipaparkan tadi kita bisa menarik simpulan. Pertama, Hari Valentine memiliki latar belakang yang tidak jelas sama sekali, baik dari ceritanya maupun waktu terjadinya (perhatikan tahun terjadinya pun tidak diketahui pasti) dan memiliki banyak versi (ada sekitar 4 versi tentang asal-muasal Valentine’s Day). Kedua, Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama islam tidak perlu merayakannya karena tidak ada satupun dari sejarah di atas yang berbau-bau Islam. Jelas, bahwa perayaan itu bukanlah berasal dari Islam.
                  Lalu bagaimana dengan pernyataan “Hari Valentine adalah hari dimana kita bisa menyatakan kasih sayang kepada orang yang kita sayangi. Tidak hanya kepada lawan jenis, tapi bisa kepada teman dan orang tua kok!” apakah hanya pada hari valentine saja? Kasih sayang dalam Islam bersifat universal artinya, tidak terikat waktu dan ruang, ia juga tidak dibatasi oleh objek dan motif. Kasih sayang ditunjukkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturrahim, menjenguk dan mendo’akan yang sakit, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, itu termasuk bentuk kasih sayang kan?
Banyak, perayaan-perayaan yang dirayakan oleh orang Islam sendiri yang tidak diketahui asal-usulnya atau sejarah. Padahal, jika kita mau mengetahuinya, banyak diantara sejarah perayaan-perayaan seperti Tahun Baru, Valentine’s Day, April Mop dan Halloween’s Day yang sebenarnya adalah perayaan yang dilakukan oleh kaum penyembah setan. Selain itu, banyak tragedy yang selalu ada setiap tahunnya dibalik perayaan tersebut. Jadi, masih mau merayakan Valentine’s Day?  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar